Surganya Wisata Indonesia

Pesona Keindahan Sejarah di Candi Sewu Klaten

1

Candi Sewu Klaten – Banyak sekali potensi yang tersebar di kawasan Indonesia, terlebih di Pulau Jawa. Pulau yang memiliki sejuta pesona dengan teknologi dan infrastruktur yang selalu berkembang, menjadikan pulau terpadat ini sebagai tujuan edukasi dan wisata. Salah satu yang menjadi tujuannya adalah Klaten, sebuah Kabupaten yang ada di Jawa Tengah, disini kita akan menemukan bukti sejarah sekaligus tempat yang unik yang akan membuat kepuasan tersendiri bagi pecintanya.

Bagi yang menyukai wahana air, disini terdapat sumber mata air yang jernih dan berkilau, karena kejernihan air yang ada, pengunjung dapat melihat isi dari dalam air, hingga bebatuan dan ikan yang ada pun ikut terlihat. Sebut saja Umbul Ponggok dan Umbul Manten. Sumber mata air yang menjadi andalan Kecamatan Pulonharjo ini menjadi kian popular dengan postingan wisatawan yang datang dengan spot foto undewaternya. Bahkan karena kejernihan yang ada Umbul Manten disebut sebagai kolam kaca. Airnya yang tenang ditambah kejernihan yang ada membuat pesonanya tersendiri. Sedangkan Umbul Ponggok menyajikan spot underwater dengan berbagai properti yang ada di dalamnya.

Selain keindahan alam yang ditawarkan, Klaten juga terkenal dengan kawasan purbakalanya, yang tak khayal menjadi tempat tujuan wisata edukasi. Sebut saja Candi Prambanan, Candi Plaosan dan Candi Sewu. Situs bersejarah ini terletak dalam satu kawasan Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan. Sebuah maha karya yang tercipta dari tangan-tangan terampil yang menjadikan peninggalan sejarah ini sebagai tempat pembelajaran yang apik dengan sejuta pesona yang menyertainya. Seperti Candi Plaosan yang menjadi bukti toleransi umat beragama. Pembuatan candi ini wujud dari Raja dan ratu yang memiliki aliran agama yang berbeda. Tetap setia dengan agamanya tanpa meninggalkan satu sama lain. Menyentuh bukan?

Sejarah, Asal Usul, Legenda, Relief, Tiket Masuk dan Rute Menuju Wisata Candi Sewu Klaten

Sejarah, Asal Usul, Legenda, Relief, Tiket Masuk dan Rute Menuju Wisata Candi Sewu Klaten
Instagram by @infojogja.co

Seperti halnya Candi Plaosan, Candi Sewu juga memiliki sejuta keindahan dan legenda yang pastinya akan membuat pengetahuan kita bertambah dan semakin meningkat. Candi ini dibangun sekitar abad ke 8 Masehi dengan arsitektur unik yang merupakan perpaduan dari candi Hindu dan candi Buddha. Letak Candi Sewu sendiri terletak di Dukuh Bener, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten. Terletak di sebelah Candi Prambanan, membuat kawasan ini menjadi terkenal, jarak yang ada kurang lebih 800 meter. Kawasan Candi Sewu sendiri memiliki panjang 185 meter dan lebar 165 meter.

Candi Sewu memiliki usia yang lebih tua dari Candi Prambanan maupun Candi Borobudur yang menjadi candi Buddha terbesar di Indonesia. Banyaknya candi dikompleks ini berjumlah 249 buah dan untuk memasuki Candi Sewu sendiri ada 4 pintu yang tersedia dan berada di empat penjuru mata angin yaitu Utara, Selatan, Barat dan Timur candi. Letaknya yang berada di lembah Prambanan yang membentang sejauh Selatan sampai ke Gunung Merapi di sebelah Utara menjadikan tempat ini asri dan segar. Ditambah lagi dengan keberadaan Pegunungan Sewu yang menjadi pembatas antara Klaten dan Jogjakarta, menjadikan tempat ini lebih menawan dan indah.

Untuk masing-masing pintu terdapat sepasang Dwarapala, setelah memasuki pelataran akan ada pintu masuk lagi yang menuju kompleks dalam Candi Sewu. Disalamnya terdapat Candi Perwara yang ukurannya sangat kecil berfungsi untuk menjaga Candi Utama, yang berjumlah 240 buah. Penataannya pun sangat rapi karena candi-candi ini tersusun di 4 kelompok yang masing-masing kelompoknya terdiri dari 4 deretan dan kesemuanya menghadap keluar. Dimana deret ke 4 memiliki 88 buah deretan candi perwara, kemudian deretan ke 3 memiliki 80 buah candi perwara, deretan ke 2 mempunyai 44 buah candi perwara dan deretan ke 1 ada 28 buah candi perwara.

Kunjungi :  6 Tempat Wisata Menarik di Bengkulu yang Wajib Dikunjungi

Sedangkan untuk Candi Apit merupakan candi yang besarnya standar, tidak terlalu besar dan tidak kecil. Jumlahnya ada 8 dipelataran, dan untuk memudahkannya Candi Apit merupakan Dwapala yang menjaga pintu masuk kawasan Candi Sewu. Dan untuk candi utamanya hanya satu letaknya ditengah candi dan menjadi pusatnya. Ada 5 ruangan disini, 1 ruang utama ditengah dan 4 ruangan di setiap sisi penjuru, bahkan ruang Timur dilengkapi pintu masuk menuju ke ruang utama. Untuk ukuran totalnya, lebar mencapai 29 meter dan tinggi 30 meter. Semua ruangan ditempat ini kosong, dahulu terdapat sebuah patung Bodhisatwa Manjasri yang memiliki tinggi 4 meter. Tapi keberadaannya hilang, hanya tersisa landasannya saja yang berupa batu berukir bunga teratai.

Asal Usul Candi Sewu

Asal Usul Candi Sewu
Instagram by @jogja.istimewa

Banyak yang menyebutkan asal mula Candi Sewu Yogyakarta, dari semua pendapat yang ada kita merucut kepada satu pendapat. Yang mengemukakan, nama Candi Sewu berasal dari jumlah candi yang ada, karena jumlahnya yang sangat banyak dengan bebatuan yang ada di sekitar candi yang sangat banyak maka disebut sewu, atau alam bahasa Indonesia berarti seribu. Jadi dapat dikatakan bahwa Candi Sewu adalah candi yang sangat banyak atau candi seribu.

Nama asli dari Candi Sewu sendiri adalah Candi Prasada Vajrasana Manjusrigrha, nama tersebut ditemukan di dua prasasti yang ada, yaitu Prasasti Kelurak tahun 782 Masehi dan Prasasti Manjusrigrha tahun 792 Masehi. Prasada memiliki arti kuil atau candi, sedangkan Vajrasana merupakan sebuah tempat wajra (halilintar/intan) untuk bertahta dan Manjusrigrha merupakan rumah bagi Manjusri yang merupakan Bodisatwa agama Budha. Dari arti nama tersebut dapat diketahui bahwa Candi Sewu menjadi pusat agama Buddha pada masanya.

Sejarah Candi Sewu Jogja

Sejarah Candi Sewu Jogja
Instagram by @rodgershawnchristopher

Banyak yang bertanya Candi Sewu peninggalan kerajaan apa? Untuk mendapatkan jawabannya bisa memperhatikan keterangan seperti berikut ini. Sejarah terbentuknya Candi Sewu ini berawal pada abad ke8, Candi Sewu dibangun oleh pemerintahan Raja Rakai Panangkaran dari tahun 746 sampai 784 yang memerintah Kerajaan Mataram Kuno yang merupakan dinasti Sanjaya menganut agama Hindu, membangun Candi Sewu ini. Yang kemudian dipugar dan diperbesar pada masa pemerintahan putranya yaitu Rakai Pikatan. Disaat pemerintahannya, beliau menikahi salah seorang putri dari dinasti Syailendra yang beragama Buddha, yaitu Pramordhawardhani.

Kunjungi :  Sejarah, Alamat dan Keindahan Caringin Tilu Bandung

Dari pernikahan tersebut menghasilkan suatu akulturasi dinasti dan agama tanpa menjatuhkan satu sama lain. Sang Raja tetap menganut agama Hindu dan sang Ratu tetap menganut agama Buddha. Dari sinilah awal toleransi terjadi. Hal tersebut berdampak langsung bagi rakyat, dimana rakyat bisa hidup damai dan tentram secara berdampingan walaupun memiliki perbedaan. Dibuktikan dengan keberadaan Candi Sewu dan Candi Prambanan yang berdampingan.

Legenda Candi Sewu Prambanan

Legenda Candi Sewu Prambanan
Instagram by @soloindonesia

Selain asal usul yang dijelaskan diatas, ada juga legenda yang termasyhur yang berkembang di masyarakat. Hal tersebut sehubungan dengan cerita Candi Sewu dan Candi Prambanan. Cerita diawali pada jaman dahulu terdapat sebuah kerajaan yang besar bernama Kerajaan Prambanan yang diperintah Prabu Baka, rakyatnya damai dan sejahtera. Ditempat lain juga terdapat kerajaan yang tak kalah besarnya, yaitu kerajaan Pengging, namun Rajanya terkenal arogan dan serakah yang memiliki kesatria sakti mandra guna bernama Bandung Bondowoso yang memiliki pasukan jin.

Karena keserakahannya itu, dia bermaksud mengambil Kerajaan Prambanan, dan Raja menyuruh Bandung Bondowoso untuk menyerang ke kerajaan Prambanan. Benar saja keesokan harinya, kesatria itu mampu menaklukkan kerajaan dan membunuh Prabu Baka. Hal tersebut membuat Raja Pengging senang. Diutuslah kembali sang kesatria untuk memimpin kerajaan Prambanan.

Sesampainya di kerajaan, Bandung Bondowoso baru menyadari bahwa Prabu Baka memiliki putri yang cantik jelita bernama Roro Jonggrang. Tanpa basa basi dia langsung melamar sang putri. Roro Jonggrang merasa bingung dan takut untuk menolak, karena dia sangat membenci orang yang sudah membunuh ayahnya itu. Akhirnya dia menyetujui dengan satu syarat yaitu membangun 1000 candi dan 2 sumur dalam satu malam. Permintaan itu disetujui, tanpa pikir panjang, malam harinya Bandung Bondowoso dan para jinnya membangun candi.

Karena hampir selesai 1000 candi, Roro Jonggrang mulai curang dengan menabuh lesung dibaut seakan pagi datang dan bala tentara jin mulai mundur tinggallah Bandung Bondowoso sendiri. Hingga pagi datang syarat itu tidak terselesaikan. Karena merasa dibohongi, akhirnya Bandung Bondowoso mengutuk Rojo jonggang menjadi arca di patung terakhirnya yang kini menjadi Candi Prambanan atau lebih dikenal sebagai Candi Rorojonggrang. Dan candi yang berada disekitar Candi Roro Jonggang yang jumlahnya hampir 1000 itu diberi nama Candi Sewu.

Kunjungi :  Pantai Wohkudu Gunung Kidul Lain daripada yang Lain

Rute Menuju Candi Sewu

Rute Menuju Candi Sewu
Instagram by @colinetd

Untuk menuju lokasi dari Jogja mengambil arah ke Solo dan sebelum perbatasan Jogja-Klaten, lebih tepatnya di lampu lalu lintas terakhir ambil arah kiri, lalu ikuti jalan aspal yang ada ke arah Utara. Sekitar 500 meter akan menemukan perempatan ambil kiri. Diujung jalannya akan terlihat lokasi yang bersebelahan dengan Candi Prambanan.

Tiket Masuk Candi Sewu Klaten

Tiket Masuk Candi Sewu Klaten
Instagram by @pakdjo

Untuk memasukinya, pengunjung diharuskan membayar Rp. 30.000,00. Tiket yang ada sudah termasuk asuransi dan tiket masuk ke Candi Prambanan dan Candi Sewu. Karena Candi Sewu berada di kawasan Candi Prambanan. Selain kedua candi tersebut, masih ada candi yang letaknya sejalur dengan lokasi mulai dari Candi Lor, Candi Kidul, Candi Lumbung, Candi Bubrah, Candi Guna, dan lain sebagainya.

Relief Candi Sewu

Relief Candi Sewu
Instagram by @paawijaya

Patung yang ada memiliki 3 bagian yaitu kaki, badan dan atap atau kepala. Untuk bagian kaki memiliki relief bermotif purnakalasa atau jambangan bunga dan terdapat arca singa yang ada disetiap sudut pertemuan kakinya. Disisi luar pipi tangga ujungnya berbentuk makara, dengan relief bermotif kalpawrsa, yaksa dan masih dengan jembangan bunga berbentuk sankha. Untuk bagian badan patung terdapat relief dewa dalam posisi duduk atau vajrasana dan kepalanya yang dikelilingi api yang atau siracakra sebagai simbol kekuatan dewa. Diambang pintu terdapat kala makara. Terdapat juga relief penabuh gendang dan penari serta guna yang merupakan makhluk cebol dari khayangan, ditiap sudut bangunan. Anda dapat melihat gambar candi sewu yang sudah banyak terekam di dunia maya.

Fungsi Candi Sewu

Fungsi Candi Sewu
Instagram by @bewex_

Fungi Candi Sewu digunakan untuk memuja dewa Buddha atau sebagai tempat ibadah oleh umat Buddha, juga dijadikan sebagai wujud pemuliaan terhadap Buddha. Dan sebagai tempat untuk keperluan biksu sanggha pada upacara keagamaan.

Banyak materi sejarah yang bisa diambil dari tempat wisata ini. Jangan gengsi untuk mendatangi wisata candi, sebab candi-candi inilah saksi biksu yang bisa menceritakan kepada kita kehidupan di masa lalu, yang dapat kita ceritakan pula ke generasi kita selanjutnya. Jangan lupa untuk selalu menjaga kebersihan tempat wisata. Mari wisata edukasi ke Klaten !

1 Comment
  1. paket wisata dieng says

    makasih buat info nya

Leave A Reply

Your email address will not be published.

/* */