Letak, Sejarah, Mitos dan Relief Epic Candi Penataran Blitar
Candi Penataran Blitar – Selain terkenal dengan pariwisata religinya, ternyata salah satu kabupaten di provinsi Jawa Timur ini memiliki tempat wisata keagamaan yakni sebuah candi. Candi Penataran atau Candi Palah adalah candi dengan sifat agama Hindu. Tahukah Anda, apa perbedaan antara candi budha dengan candi hindu? Coba perhatikan. Candi hindu memiliki bentuk candi dengan bentuk lancip. Struktur candinya meruncing ke atas. Sedangkan pada candi budha, bentuk candinya lebih datar. Artinya susunan batunya lebih luas dibanding candi hindu. Salah satu contohnya adalah candi Borobudur di magelang, jawa tengah. Contoh lain dari candi hindu seperti candi prambanan yang terdapat di Jogjakarta.
Letak Candi Penataran Blitar
Candi Penataran Blitar Jawa Timur indonesia terletak di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Candi terbesar di provinsi Jawa Timur ini berada di sebelah utara Blitar, pada ketinggian empat ratus lima puluh mdpl. Lokasi Candi Penataran dekat dengan pemukiman warga di kampung penataran. Sehingga ditemukannya candi ini menjadi berkah tersendiri bagi masyarakat yang berjualan di sekitar candi.
Letak Candi Penataran ini berada di atas bukit. Jadi, Anda dapat melihat pemandangan sekeliling jika sedang berada di atas bangunan utama candi. Tahun 1995 candi palah atau Candi Penataran diajukan untuk menjadi calon situs yang dilindungi dalam warisan dunia UNESCO.
Sejarah Berdirinya Candi Penataran

Banyak sejarah yang mengungkap asal usul Candi Penataran. Prasasti yang disimpan di candi memperkirakan, candi palah ini dibangun di masa Raja Srengga, raja dari Kerajaan Kediri kurang lebih pada tahun 1200 M dan dilanjutkan pada masa pemerintahan Wikramawardhana, Raja Majapahit tahun 1415 Masehi. Pada masanya, candi yang dibangun dengan komplek-komplek ini digunakan untuk pemujaan. Hal ini disebutkan dalam beberapa keterangan yang mengatakan bahwa para raja zaman dahulu bersembahyang atau memuja Tuhan di candi ini. Sampai saat ini pun, di atas batu rendah yang berbentuk seperti meja, terdapat semacam sajen. Kemungkinan, sajen ini berasal dari warga maupun pengunjung yang melakukan pemujaan.
Sejarah Candi Penataran Blitar juga diungkap di dalam kitab Nagarakertagama yang ditulis pada 1365 Masehi. Tertulis di dalam kitab, bahwa selain sebagai tempat pemujaan, Candi Penataran juga merupakan tempat singgah raja hayamwuruk ketika berkeliling nusantara ketika menjadi raja majapahit.
Relief Candi Penataran

Seperti candi-candi lain di Indonesia, bangunan candi ini juga tersusun atas bebatuan dengan ukiran relief yang sambung menyambung. Relief ini mengandung cerita Candi Penataran dan kehidupan pada jaman dahulu. Tempat wisata di Blitar ini memiliki ciri khas tersendiri dalam menggambarkan tokoh-tokoh yang diceritakan. Jika dalam candi lain, tokoh manusia diukir dalam wujud manusia, maka di Candi Penataran ini, tokoh manusia digambarkan dalam wayang. Berikut beberapa kisah dan tokoh yang bisa dijumpai di dinding-dinding candi, yang menceritakan legenda Candi Penataran :
-
Relief Gagang Aking dan Bubhuksah
Relief ini terukir di dinding teras Pendopo. Relief ini mengandung nasehat bahwa kita sebagai manusia, makhluk Tuhan, haruslah selalu ikhlas dalam menjalani apapun yang ada dalam hidup ini. Dan juga, kita harus selalu apa adanya. Tidak boleh serakah dan merugikan orang lain. Gagang aking merupakan tokoh dengan perawakan kurus, gemar beribadah puasa, namun suka tidur. Sementara bubhuksah adalah tokoh dengan perawakan besar, gemar makan, memiliki sifat ikhlas dan tidak tidur. Suatu ketika, dewa siwa, sebagai penjelmaan Tuhan, menguji kedua tokoh tersebut dengan berubah menjadi seekor macan berwarna putih. Gagang aking merasa takut, dan mengatakan bahwa jika si macan hendak makan, gagang aking menyuruhnya untuk memakan bubhuksah, temannya yang berperawakan gendut dan besar. Bubhuksah menerima keadaan tersebut. Hingga pada akhirnya tokoh bubhuksah lah yang dimasukkan ke dalam surga oleh dewa siwa.
- Relief Kisah Sri Tanjung
Kisah sri tanjung ini masih terukir di tempat yang sama, yakni pendopo teras. Relief ini menceritakan tentang lika liku kisah asmara sri tanjung dengan raden sidapaksa. Sri tanjung adalah cucu dari seorang begawan, yakni begawan tamba petra. Sri tanjung bertemu dengan raden sidapaksa berkat diutusnya ia mencari obat kepada begawan tamba petra oleh raja sulakrama. Pada akhirnya sri tanjung menikah dengan raden sidapaksa dan tinggal bersama-sama dengan raja sulakrama. Diam-diam, raja sulakrama menaruh hati kepada sri tanjung dan membunuh raden sidapaksa.
Setelah sepeninggal raden sidapaksa, sri tanjung terkena bencana fitnah, yakni hendak melakukan zina dengan raja sulakrama. Dalam perwujudan yang lain, raden sidapaksa murka dan membunuh sri tanjung. Namun berkat pertolongan dewa, raden sidapaksa diberi tahu jika yang harus dibunuhnya adalah raja sulakrama karena telah menyebar fitnah. Raden sidapaksa dan raja sulakrama pun akhirnya berperang. Dalam pertempuran tersebut, raden sidapaksa menang atas raja sulakrama.
- Relief Kisah Kresnayana dan Ramayana
Relief ini terletak pada dinding candi utama Candi Penataran. Kisah ramayana digambarkan dalam kisah asmara yang penuh ujian, yakni rama dengan shinta. Sementara kisah kresnayana, dalam relief, terukir sebagai kisah antara krisna dan rukmini.
Mitos Candi Penataran

Banyak versi yang menyebutkan tentang mitos-mitos yang ada pada candi ini. Namun, satu tempat yang sangat fenomenal adalah kolam kuno yang terletak tak jauh dari lokasi candi. Menurut cerita, di dalam kolam yang berukuran sedang itu, hidup beberapa ekor ikan lele yang berwarna putih. Lele putih ini dianggap keramat, karena berwujud tak biasa seperti ikan lele pada umumnya yang berwarna hitam keabu-abuan. Barang siapa yang melempar uang berupa uang koin ke dalam kolam dan mengenai lele tersebut, maka lantaran ikan lele itu, permintaan kita akan cepat dikabulkan.
Namun, sekarang-sekarang ini, ikan-ikan lele tersebut sudah tidak ada lagi. Kemungkinan besar adalah karena ikan tersebut sudah berumur cukup tua. Yang bisa Anda jumpai ketika berkunjung ke kolam ini adalah hanya ikan-ikan kecil biasa yang dibiarkan hidup di dalam kolam. Namun, tetap saja banyak orang yang tetap melempar koin-koin ke dalam kolam. Mereka beralasan bahwa kekeramatannya tidak hanya terletak pada ikan lelenya, melainkan juga kolam ikannya. Karena kolam tersebut pernah dihuni oleh ikan lele putih
Mitos lain yang sampai sekarang masih menjadi teka teki adalah bentuk relief yang terdapat pada dinding candi. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh beberapa kalangan, ada kesamaan kisah dan bentuk patung dan relief dengan peristiwa selain yang terjadi pada kerajaan-kerajaan di Indonesia pada masanya. Seperti, ada relief berbentuk pohon kaktus, di mana biasanya pohon kaktus tumbuh subur di daerah kering, dan biasa dijumpai di benua Amerika. Hal ini dikaitkan dengan peperangan yang pernah terjadi antara Indonesia dan Amerika.
Terdapat pula relief dengan bentuk tokoh menyerupai bentuk pakaian adat suku maya. Ada juga kesamaan antara bentuk patung penjaga Candi Penataran yang terletak di bagian gerbang candi dengan patung yang berada di gerbang candi suku maya. Apa keterkaitannya, dan apakah hal-hal tersebut benar-benar terjadi atau tidak, belum ada yang tahu pasti.
Harga tiket masuk Candi Penataran hanya berkisar Rp. 3.000 saja. Bagi Anda yang penasaran dengan Candi Penataran dan relief-reliefnya, semoga artikel Candi Penataran ini bisa membantu Anda. Jangan lupa berkunjung ke destinasi wisata yang lain di Blitar seperti Pantai Peh Pulo, Pantai Pangi, dan Air Terjun Tirto Galuh.