Cerita Legenda, Villa dan Hotel di Jalan Ciung Wanara Bandung
Ciung Wanara Bandung – Indonesia yang mempunyai banyak sekali suku adat dan budaya, memiliki bahasan cerita rakyat yang teramat banyak. Dari satu daerah dalam satu desa saja, logat bahasa dan kebiasaan keseharian sudah berbeda. Hal-hal seperti inilah yang melahirkan keunikan masyarakat dalam berbudaya. Kali ini yang akan menjadi bahasan dalam artikel ini adalah sebuah legenda yang amat terkenal dari Suku Sunda Jawa Barat. Dongeng Ciung Wanara. Banyak yang telah mengotentikkan cerita ini baik melalui film, buku, maupun video. Jika Anda ingin melihat secara keseluruhan peninggalan legenda Ciung Wanara ini, Anda bisa datang ke Bandung, Jawa Barat.
Tempat wisata tersebut menyimpan banyak sejarah yang konon pada zaman dahulu ditempati oleh orang-orang yang ada dalam kisah Ciung. Hampir serupa dengan objek wisata candi. Hanya saja, bentuk dari objek ini hanyalah susunan-susunan batu. Masing-masing area tersebut memiliki cerita tersendiri yang runtut dan rapi. Anda yang benar-benar ingin mengetahui keutuhan cerita Ciung Wanara, bisa menyusuri setapak demi setapak peninggalanya dari awal hingga akhir. Lokasi situs sengaja dibuat masih alami agar suasana yang tercipta sama dengan suasana cerita aslinya. Keheningan tempat memang terasa mistis, apalagi ketika Anda tiba pada sebuah susunan batu yang mirip dengan makam. Namun, suasana yang kental dengan sejarah dan keunikan tempatnya akan membuyarkan Anda dari rasa takut.
Letak wisata ini sebenarnya ada di Kabupaten Ciamis, namun karena banyak tempat-tempat di Bandung yang menggunakan istilah Ciung Wanara, maka Ciung Wanara ini lebih klop dengan Kabupaten Bandung. Anda yang sedang menginap di area hotel jl Ciung Wanara Bandung, bisa menambah agenda liburan dan berdestinasi di tempat wisata ini. Tidak hanya situs-situsnya saja, ada satu hal penting yang kini masih terjaga, yaitu keris sakti Ciung Wanara. Keris ini bukanlah keris biasa sebab, cara memperolehnya saja harus dengan ilmu kanuragan. Salah seorang bernama Masrukhan yang menurut cerita adalah orang yang telah berhasil mengambil keris Ciung Wanara asli ini berkata, Ia membutuhkan tenaga ekstra berkali-kali lipat untuk dapat mengeluarkan keris tersebut dari dalam sebuah batu. Keris tersebut dipercaya, dijaga oleh jelmaan khodam macan putih. Tidak sembarang orang dapat menyentuh keris Ciung Wanara Prabu Siliwangi ini. Karena kekuatannya yang besar dapat menyedot setiap energi yang mendekat.
Cerita Sejarah Ciung Wanara ini selalu menarik untuk dibahas, dikaji, dan diceritakan kembali. Perjalanan demi perjalanan yang syarat akan nasehat dan pelajaran kehidupan baik sebagai dongengan kepada anak-anak. Anda juga dapat memperlihatkan film Ciung Wanara yang bisa Anda peroleh dari internet. Sebelum me-retell kisah Ciung Wanara, berikut penjelasan singkat tentang situs Ciung Wanara yang berlokasi di Desa Karangkamulyan.
- Sanghyang Bedhil
Bedhil atau dalam bahasa Indonesia berarti pistol. Ruangan berbatu dalam situs Ciung Wanara Ciamis ini dipercaya sebagai gudang senjata. Ada salah satu bentuk batu yang menyerupai pistol atau bedhil, sehingga area ini dinamakan Sanghyang Bedhil. Ada dua senjata yang terkenal sakti pada waktu itu yaitu keris pusaka Ciung Wanara dan keris pusaka Cakra Buana.
- Lambang Peribadatan
Situs ini berupa batu yang tumpul berbentuk seperti kursi atau candi dalam ukuran mini. Seperti objek lainnya, lambang peribadatan ini juga dikelilingi oleh batu sebagai pagar.
- Panyabungan Hayam
Tempat ini berbentuk melingkar dengan pagar berupa susunan batu. Tepat di tengahnya, tumbuh sebuah pohon yakni pohon bungur. Panyabungan hayam merupakan tempat berlangsungnya pertarungan ayam Ciung Wanara dengan Raja Pengganti. Ayam Ciung memang berukuran lebih kecil, namun, Ia sangatlah kuat karena merupakan indukan dari seekor naga yang sangat sakti.
- Batu Pangcalikan
Area ini akan Anda jumpai setelah pintu masuk. Lokasi ini terdiri dari tiga halaman yang masing-masing halaman dibatasi oleh pagar berupa batu. Batu Pangcalikan yang dimaksud adalah batu dengan tinggi hampir setengah meter dan berukuran luas 92 x 92 cm.
- Pamangkonan
Pamangkonan berupa pagar batu dengan bentuk persegi yang mengelilingi batu-batu kecil yang berbentuk bulat. Pada setiap situs, terdapat celah yang bisa Anda gunakan sebagai pintu masuk dan mencapai area tengah.
- Makam Sri Bagawat Pohaci & Batu Panyandaan
Panyandaan ini berupa ruang yang dikelilingi oleh tembok batu persegi yang seolah melindungi batu-batu berbentuk segitiga yang terdapat di tengah. Tidak jauh dari panyandaan terdapat batu-batu berbentuk bundar yang dipercaya sebagai makam Sri Bagawat Pohaci.
- Cikahuripan
Cikahuripan ini berupa bangunan yang biasa dipakai untuk melakukan ibadah, serta terdapat kamar mandi yang bisa digunakan untuk tujuan tertentu.
Kisah Legenda Ciung Wanara
Agar lebih jelas dalam melihat keutuhan cerita, Anda dapat mengunduh video Ciung Wanara. Namun, tidak ada salahnya, Anda membaca terlebih dahulu kisahnya dari awal hingga akhir, yang akan dituliskan secara padat dan ringkas berikut ini.
Diceritakan pada zaman Kerajaan Galuh masih jaya, Sang Raja yang bernama Raja Prabu Permana Di Kusuma memerintah kepada salah seorang menterinya yang bernama Arya Kebonan untuk memerintah sementara Kerajaannya selama Ia melakukan pertapaan ke tempat yang jauh. Syarat yang harus dipenuhi oleh Arya adalah Ia memerintah dengan adil dan tidak tergoda oleh dua istri raja yakni Dewi Pangrenyep dan Dewi Naganingrum sebab Ia telah disulap oleh Sang Raja menjadi pria tampan yang menyerupai wajah raja ketika masih muda. Keinginan itupun akhirnya disanggupi dan diumumkanlah kepada seluruh rakyat bahwa dengan kesaktiannya, Raja telah berubah kembali menjadi muda.
Suatu hari, dua permaisuri bermimpikan hal yang sama, yaitu tertimpa rembulan. Oleh penafsir mimpi, mimpi tersebut diartikan bahwa Sang Raja akan segera memiliki putra dari kedua permaisuri dan kesemuanya adalah bayi laki-laki. Dari sinilah keanehan mulai terjadi. Bayi yang dikandung oleh Dewi Naganingrum dapat berbicara kepada Raja Barma Wijaya bahwa jika saja Ia tidak dapat memimpin kerajaan dengan benar, maka kepemimpinannya akan segera usai. Mendengar suara dari kandungan Dewi Naganingrum, Barma Wijaya merasa dihina dan ingin sekali menyingkirkan bayi yang dikandungnya.
Benar saja, menjelang waktu kelahiran putra mahkota Naganingrum, Ia membuang bayi tersebut dan menggantinya dengan bayi seekor anjing. Dewi Naganingrum diusir dari kerajaan dengan alasan Ia telah mendapat hukuman dari dewa karena melahirkan bayi anjing dan mempermalukan keluarga kerajaan. Akhirnya diusirlah Ia. Namun karena pihak kerajaan mengetahui tingkah buruk Raja Barma, maka pihak istana yang diminta untuk membunuh tidak sampai hati membunuh dan membuatkan rumah di tengah hutan untuk Dewi Naganingrum.
Suatu ketika sepasang suami istri yang hendak menangkap ikan, terkejut karena yang tersangkut di jaring ikannya bukanlah ikan melainkan keranjang. Begitu keranjang dibuka, lebih terkejutlah mereka karena isinya adalah seorang bayi laki-laki. Bayi tersebut akhirnya dirawat sampai Ia tumbuh dan menamani dirinya sebagai Ciung Wanara. Ciung yang berarti burung dan Wanara yang artinya kera. Ia sangatlah lincah dan sigap seperti dua hewan tersebut dan hendak pergi mencari kedua orang tua kandung dengan berbekal ayam dari hasil eraman telur yang turut serta berada dalam keranjang tempat ia dibuang.
Di Kerajaan Galuh, Ia makin terkenal menjadi seorang penyabung ayam yang tangguh. Melihat keranjang yang dibawa Ciung, seorang menteri mengenali bahwa Ia adalah putra Dewi Naganingrum dan menuntunnya agar meminta separuh kerajaan ketika ia menang menghadapi ayam Raja Barma. Dalam pertempuran terakhirnya, Ia menang dan berhasil menduduki separuh kerajaan serta memenjarakan Raja Barma dan Dewi Pangrenyep yang jahat. Ia bertarung dengan saudaranya Hariang Banga putra dari Dewi Pangenyrep dan dipisah oleh ayahnya Raja Prabu. Sehingga konon, kedua anak raja tersebut memimpin dua wilayah terpisah yaitu Sunda dan Jawa.
Hotel Ciung Wanara Bandung

Satu-satunya hotel yang populer di Jl. Ciung Wanara Bandung adalah Wisma Dago yang terletak di nomor 16. Hotel ini menyediakan fasilitas yang cukup lengkap, dekat dengan pusat kota, dan dekat dengan lokasi-lokasi penting di sekitar hotel seperti apotek, atm, dan lain sebagainya sehingga bisa dikatakan bahwa lokasinya cukup strategis. Hotel jalan Ciung Wanara Bandung ini juga menyediakan sarana rekreasi yang cocok untuk menginap bersama anggota keluarga terutama anak-anak. Untuk anak yang dengan usia di bawah 9 tahun, tidak dikenakan biaya tambahan, kecuali untuk bayi yang masih membutuhkan ranjang bayi. Hotel di jalan Ciung Wanara Bandung memang rekomendasi untuk Anda.
Villa Ciung Wanara Ciwidey Bandung

Villa ini terdapat di daerah kebun teh. Sudah terbayang bukan, seperti apa suasana di villa ini? Lokasi villa Ciung Wanara Bandung ini juga startegis sebab dekat dengan tempat wisata. Untuk bisa menikmati fasilitas penginapan di sini, Anda harus menyiapkan dana sampai dengan Rp. 2.000.000. Harga tersebut masih bisa berubah-ubah, terutama jika musim liburan tiba.
Ketika sudah mendapatkan tempat untuk menginap, Anda wajib bertandang ke wisata Bandung Selatan Lainnya seperti Kampung Gajah Wonderland, Caringin Tilu dengan bukit bintangnya, dan Curug Cinulang yang berada di Bandung Timur sebab lokasinya yang cukup berdekatan. Selamat berdestinasi!