Spot Terbaik Fotografi Bandung Tempo Dulu yang Eksotik
Bandung Tempo Dulu – Masa penjajahan di Indonesia tidak hanya meninggalkan luka dalam bagi seluruh warga Indonesia. Dibalik remuk runtuhnya seisi negeri, ternyata semangat yang membara dalam melakukan perbaikan, membuahkan hasil. Jejak-jejak sejarah yang dibiarkan masih berdiri tetap menghiasi panorama keindahan yang pada zaman sekarang ini terkesan unik dan klasik. Anda bisa melihat pada beberapa kota di Indonesia dengan koleksi-koleksi bangunan bersejarah yang sampai saat ini masih terawat. Tak terkecuali di Bandung Jawa Barat. Bandung mempunyai wisata Bandung tempo dulu Kota Baru Parahyangan. Wisata ini menawarkan keindahan berbagai sudut kota dengan nuansa masa lampau. Yakin saja, meski muka kota sedikit banyak sudah berganti dengan wajah bangunan baru, tetapi, suasana aslinya masih kental terasa.
Bangunan Bandung tempo dulu dan sekarang tidak banyak memiliki perubahan dalam hal arsitektur. Hanya dipermak sedemikian rupa sehingga tampak kembali seperti bangunan-bangunan baru. Peninggalan ini tidak hanya pada bangunannya saja, melainkan beberapa tempat seperti alun-alun Bandung tempo dulu. Alun-alun atau pusat kota ini sekarang tampak lebih asri dengan banyak pepohonan yang tumbuh mengelilingi lokasi alun-alun. Di samping itu, bangunan-bangunan megah kini mulai menghias pemandangan sekelilingnya. Simak penjelasan lain tentang beberapa tempat di area wisata Bandung tempo dulu berikut ini:
Area Depan atau Koridor Bandung Tempo Dulu

Di area ini, Anda akan menyaksikan berbagai desain rumah Bandung tempo dulu Kota Baru dengan berbagai model dan harga yang sangat fantastis mencapai 8 milyar. Anda yang hobi mengoleksi barang antik termasuk hunian rumah, segeralah gas kendaraan Anda menuju Kota Bandung. Rumah-rumah yang tertata rapi berjejer dengan aneka konsep. Wilayah ini memang dibuat sedemikian rupa untuk mengenang adanya julukan Parijs Van Java yang pernah tersemat di Kota Bandung. Lokasi ini terletak di Jalan Cipaganti, Jalan Riau, dan Jalan Cilaki.
Jalan Asia Afrika Bandung Tempo Dulu

Mendengar nama tempatnya saja, pasti ingatan Anda akan langsung terngiang pada nama sebuah perkumpulan yang pernah mengadakan pertemuan di Indonesia, tepatnya di Bandung ini. Ya, tepat sekali. Konferensi Asia Afrika. Konferensi tersebut diadakan pertama kali di Indonesia. Untuk mengenang acara tersebut, dibuatlah nama jalan yang sama dengan konferensi tersebut di depan gedung tempat acara dilaksanakan. Anda bisa menyaksikan sebuah gedung dengan banyak sekali tiang bendera yang ada di depannya. Pada saatnya, akan terlihat bendera-bendera dari berbagai negara berkibar di samping Jalan Asia Afrika.
Gambar Bandung Tempo Dulu Jalan Braga

Selain Jalan Asia Afrika, ada pula jalan yang menjadi sudut kuno di Bandung, yaitu Jalan Braga. Pada mulanya, jalan ini bernama Jalan Pedatiweg. Lama-kelamaan, karena area tersebut sering dilewati oleh orang-orang yang mengikuti perkumpulan Tonil Braga, maka sering disebutlah Braga ketika orang-orang akan mendatangi tempat tersebut. Hingga sekarang, jalan tersebut lebih populer dengan nama Jalan Braga. Di sekitar jalan ini, masih terdapat pertokoan-pertokoan yang masih mempertahankan bangunan lama sebagai tempat berjualan. Ada pula pedagang lukisan-lukisan klasik yang mempertontonkan lukisannya di sederet trotoar jalan. Saat menyusuri jalan braga, Anda bisa menyaksikan lukisan-lukisan tersebut. Ada pula toko-toko obat dan lain sebagainya. Wilayah ini memang menjadi pusat perbelanjaan pada masa penjajah. Tidak hanya itu, Bandung terkenal sebagai pusat trademark dan fashion. Pada ketenarannya itu, Bandung mendapat julukan Parijs Van Java. Karena hampir menyamai Kota Paris sebagai pusat tren mode. Anda dapat menemukan banyal hal di Jalan Braga, termasuk membeli pernak-pernik sebagai oleh-oleh.
Masjid Agung Bandung Tempo Dulu

Area yang turut menjadi bagian dari sejarah Bandung tempo dulu adalah masjid. Sudah bisa ditebak. Bangunan masjid zaman Belanda ini mengadopsi berbagai arsitektur, tidak hanya dari lokal saja. Tampak dari bentuk atap yang lancip, serta tiang penyangga yang tidak hanya mencerminkan bentuk bangunan dalam negeri. Yang membedakan lagi dengan bangunan masjid pada umumnya adalah tidak adanya menara yang biasa digunakan sebagai tempat untuk meletakkan pengeras suara. Namun seiring berjalannya waktu, Masjid Agung mengalami beberapa perubahan seperti ditempatkannya menara yang berukuran cukup besar dan tinggi, bangunan dengan bahan permanen, dan lain sebagainya. Anda dapat melihat secara keseluruhan sampai dengan dalam bangunan dengan mengetikkan Bandung tempo dulu Youtube pada aplikasi google atau mencari video dokumenter Bandung tempo dulu yang berkaitan dengan masjid ini.
Gedung Sate Bandung

Gedung yang satu ini tidak hanya menjadi ikon Kota Bandung saja, bahkan Provinsi Jawa Barat turut dikenal karena adanya gedung sate. Gedung Sate ini menjadi pusat pemerintahan Bandung. Dinamakan demikian bukan karena bentuk bangunannya yang menyerupai sate atau makanan. Di menara gedung ini, terdapat ornamen tusuk sate. Hal inilah yang membuat gedung pemerintahan ini dinamakan Gedung Sate. Jauh di depan bangunan, terdapat tulisan dengan huruf-huruf besar yang menjadi identitas dari tempat ini. Kota Bandung tempo dulu foto dari Gedung Sate ini sudah banyak tersedia di dunia maya. Anda bisa melihat foto gedungnya dari berbagai sudut.
Taman Maluku Bandung

Taman Maluku juga masih dalam satu area Bandung tempo dulu yang masih dalam kawasan militer. Terbukti dari adanya patung pendeta militer yang ada di taman ini. Patung inilah yang menjadi ciri khas dari Taman Maluku. Pada mulanya, taman ini bernama Molukken Park. Pada zaman dahulu hingga saat ini, taman ini banyak didatangi oleh para waria. Sebaiknya Anda datang pada siang hari, sebab waria-waria tersebut datang pada malam hari. Berhati-hatilah saja jika Anda digoda.
Taman Lalu Lintas

Taman ini merupakan bagian penting pada masa penjajah. Oleh pemerintah Hindia Belanda, lokasi ini seringkali digunakan sebagai tempat apel atau upacara kemiliteran. Taman ini dijaga ketat oleh petugas sampai-sampai para wisatawan tidak diperkenankan untuk mengambil foto yang berlatar taman. Jika hal tersebut sampai Anda lakukan, maka jangan menyesal karena pulang kembali ke rumah tanpa kamera kesayangan Anda lagi sebab tersita oleh pihak pengelola atau petugas.
Foto Bandung Tempo Dulu Haryoto Kunto

Haryoto Kunto ini adalah nama seorang penulis yang sudah menerbitkan banyak sekali karya. Termasuk yang terkenal adalah “Wajah Bandung Tempo Dulu”. Banyak sekali karya tulisan anak negeri yang dengan bahasa menarik mengulas detail tentang Bandung tempo dulu. Namun dimata pembaca, tulisan Haryoto Kunto inilah yang terkenal. Haryoto bisa dengan santainya menulis apapun tentang Bandung ini. Bahkan dengan bahasa yang tidak formal seperti penulis lainnya. Selain itu, istilah-istilah yang digunakan pun mudah dicerna dan selalu memberikan topik baru yang selalu membuat pembaca penasaran untuk melanjutkan lembar demi lembar buku karyanya tersebut. Anda yang ingin mengetahui lebih dalam mengenai Bandung tempo dulu, bisa membeli bukunya di toko buku klasik yang menjual buku-buku lama. Sebab, buku ini tergolong buku antik yang kini sudah tidak beredar.
Nah, sudah seharusnya kita sebagai penerus bangsa yang mewarisi apa-apa yang sudah ditinggalkan untuk turut serta merawat dan mengembangkan potensi wisata yang ada. Tidak hanya Bandung tempo dulu ini saja, wisata-wisata lainnya pun harus turut serta dijaga, seperti Situs Gunung Padang dan Waduk Saguling. Anda yang berasal jauh dari luar kota, bisa mengikuti paket wisata Bandung untuk lebih memudahkan Anda dalam mengunjungi objek wisata yang ada. Selamat berkunjung!
Kereeennnn,, Bandung punya cerita..